Haluan

Buruh adalah manusia yang menggunakan tenaga dan kemampuannya untuk mendapatkan balasan berupa pendapatan baik berupa uang maupun bentuk lain dari majikan. Sedangkan Kata, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Daring (Dalam Jaringan / Online) edisi III adalah, unsur bahasa yang diucapkan atau dituliskan yang merupakan perwujudan kesatuan perasaan dan pikiran yang dapat digunakan dalam berbahasa.

Foto Jurnalistik Terbaik Dunia

Foto Jurnalistik Terbaik Dunia

Thursday, November 5, 2015

Ijazah dan Tukas ala Koran Nomor Satu di BMR


Terdapat kesalahan penulisan kata dalam berita surat kabar harian (SKH) Radar Bolmong terbitan Kamis 5 November 2015 ini. Pada Judul beritanya tertulis "Legalisir Ijasah Calon KPPS Gratis". Kesalahan terdapat pada kata "Ijasah" yang seharusnya ditulis "Ijazah".


Awalnya Buruhkata yakin kesalahan penulisan itu adalah masalah laten soal kurang telitinya banyak editor surat kabar. Namun, setelah dibaca isi berita di atas ternyata kata yang sama berulang di sejumlah paragraf.

Parahnya lagi, di antara rentetan kata salah tulis itu terdapat satu yang tak lengkapnya hurufnya. Coba perhatikan dalam paragraf ke tiga terdapat kata "ijasa".

Dipastikan ini bukan kurang telitinya editor dari surat kabar yang mengklaim nomor satu di daerahnya tersebut. Ini masuk kategori kinerja dapur redaksi asal-asalan.

Tak hanya salah tulis kata, ada juga penyakit laten para wartawan pemula terjadi pada berita ini. Coba perhatikan paragraf terakhir berita yang tertulis, "Ini bentuk dukungan dari Diknas Bolmong, atas terselenggaranya Pilgub," tukasnya.

Dalam paragraf tersebut selain penggunaan koma yang tak perlu, kata penutup "tukasnya", benar-benar salah kaprah.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dalam jaringan edisi III, kata tukas(1) adalah mendakwa (menuduh) tanpa alasan yang cukup (asal menuduh saja).

Nah, dari pengertian ini, bagian mana dari perkataan narasumber soal legalisir ijazah gratis yang bermaksud menukas (tukas) atau menuduh tanpa alasan yang cukup?

Yah, mudah-mudahan serampangnya kata-kata ala wartawan pemula ini tak berhamburan dalam berita halaman lain SKH ini. Eh tunggu dulu, perhatikan berita sebelah kiri di atas. Ada kata "Hektar" yang seharusnya "Hektare". Anggaplah ini khilafnya sang editor.

Beginilah penyakit yang memang banyak mengerogoti wartawan di wilayah BMR. Kata-kata sekadar ingin terlihat keren malah merusak isi berita. Tak hanya kata "tukas", sejumlah kata yang sering salah tempat yakni "cecar", juga "kilah", dan lain-lain.

Buruhkata menyarankan, tak usah sok keren-kerenan kata dalam menulis berita. Intinya bagaimana pembaca memahami isi berita, dan terpenting jadilah media yang mencerdaskan masyarakat.

No comments:

Post a Comment